Pages

Jumat, 02 Maret 2018

Resensi Novel: Bad Boys vs Crazy Girls

Nama : Nabilah Ifani Aflah
Kelas  : XII IPA 6
Resensi NOVEL:
BAD BOYs VS CRAZY GIRLs

Kisah cinta anak remaja SMA.
Cowok pecicilan selalu mengganggu cewek cerewet,
hasilnya mereka akan selalu bertengkar  disetiap pertemuannya.
Liam selalu mengganggu Kate,
Kate sangat benci kepada Liam.
Liam mendiamkan Kate,
Kate meridukan Liam.
Liam selalu mengutarakan perasaannya,
Kate selalu menolaknya mentah-mentah.
Ketika dunia keduanya berputar karena mulai melibatkan perasaan, saat semuanya berubah ketika orang baru didalam hidupnya bermunculan. Tak hanya itu, orang tua, sahabat, teman, mantan, gebetan, semua orang itu juga ikut andil untuk mengubah arti dibalik makna “CINTA” yang sesungguhnya.


Data Buku
·         Judul buku             : Bad Boys vs Crazy Girls
·         Pengarang              : Asriaci
·         Penerbit                : BEST MEDIA
·         Tahun terbit           : November 2016
·         Dimensi buku                   :        a. halaman   : 464 halaman
b. ukuran     : 140 mm x 205 mm
c. tebal        : 3 cm
·         Harga buku            : Rp71.200,00
·         Bahasa                  : Indonesia (tidak baku)

No.
Unsur Intrinsik
%
Jawaban Lengkap
1.
Tema
5%
Percintaan anak SMA
2.
Tokoh & Perwatakan
10%
1.   Katrina Azzela : “Katrina Azzela..”-hal7
“..Kate orang yang ceroboh..”-hal 30
“..lo yang galak tapi cerewet..” -hal 31
“Kate memang tidak pandai menyembunyikan perasaannya. Dia sangat ekspresif”-hal 65
“Lo cemburu karena tadi gue gangguin Alexa..”-hal 59
2.   Liam Fernandez : “Lelaki idiot, playboy, petakilan..”–hal 12
“..cowok-cowok brengsek kayak lo”-hal 35
“Liam..,resek amat itu cowok..”-hal 44
3.   Karlie (mama Kate) : “Kate, Cuma tunangan, Sayang. Mama...”, bujuk Karlie, ibunya.-hal 5
4.   Betrand (papa Kate) : ”Betrand mengangguk, lalu menatap anak semata wayangnya itu”-hal 6
5.   Cammila (mama Liam) : ”Cammila menatap anaknya..”-hal 11
6.   Jason (papa Liam) : ”Kate, beri salam sama Tante Cammila dan Om Jason”-hal 11
7.   Melyca Franda Fernandez : “.., nama panjang Lyca itu Melyca Franda Fernandez.Teman-temannya memanggilnya Meli karena menurut dia lebih gampang, dibanding dipanggil Lyca”-hal 294
8.   Andre : “Andre adalah sepupu sekaligus sahabat Kate”-hal 116
9.   Anna : “Anna menatap bingung kearahnya”-hal 25
10.Jane : “Kate, Anna, dan Jane bersahabat sejak SMP..”-hal 26
11.Alexa : “..Alexa hanya murid baru yang diajak bergabung..”-hal 26
“..tergolong polos dan pendiam”-hal 51
12.Arsen : “..dari akun games online yang akan diberikan Arsen dan Geri buat gue”-hal 29
13.Geri : “Arsen dan Geri mengacungkan dua tangan jempol..”-hal 28
14.Angga : “Angga itu setia, makanya..”-hal 26
15.Dylan : “Dia bernama Dylan”-hal 51
16.Jamine : “Kate tahu Liam sudah berpacaran dengan Jasmine selama seminggu..”-hal 23
17.Barra : “Gue putus sama Barra mulai hari ini”-hal 26
18.Boy Vanello : “Kate tahu bahwa lelaki disampingnya ini adalah Boy Vanello, ketua futsal disekolahnya”-hal 78
19.Gita : “Lo kangen, kan, sama Liam? Gue denger nih ya, kalo Liam pacaran sama Gita, anak X-8”-hal 65
20.Mentari : “Dia cewek yang pintar, anggun, dan cantik”-hal 150
21.Michael Fletcher : “Kate dan Michael hidup bertetangga. Michael selalu menjaga Kate dengan baik”-hal 299
3.
Alur
5%
Alur yang digunakan adalah alur maju.
·         Awal perselisihan : Gadis itu menyodorkan amplop coklat kepada Liam. Liam mengerutkan keningnya, lalu matanya membelalak saat melihat isinya.-hal 128
·         Menuju konflik : “Gue rasa gak perlu, karena gue gak pengen tunangan sama lo”-hal 131
“Mana mungkin gue mau hidup bersama piala bergilir seperti Kate”-hal 133
·         Konflik : “Piala bergilir. Lo murahan, tak lebih berharga dari semangkuk bakso dikantin. Udah berapa lelaki yang cicipin tubuh lo, Kate?”-hal 144
·         Penyelesaian konflik : “Maafin gue, Kate, maaf..maaf”-hal 242
“Gue harus lakuin apa? Jangan pernah bilang lo ga tau. Please, Kate, bilang bagaimana cara menebus semua kesalahan yang udah gue lakuin sama lo”-hal 243
4.
Latar / Setting
10%
Latar Tempat
1.   Didepan rumah yang cukup megah: “..berada didepan rumah yang cukup megah”-hal 9
2.   Belakang rumah Liam: “Mereka menuju belakang rumah Liam”-hal 14
3.   Rumah Kate: “.,Liam datang kerumah Kate saat..”-hal 19
“Tempatnya dirumah Kate”-hal 72
4.   Apartemen Jasmine: “..di lantai apartemen Jasmine”-hal 23
5.   Kantin (sekolah): “Keduanya menuju kantin”-hal 26
“Dia melangkahkan kaki menuju kantin sekolah”-hal 168
6.   Warung Bu Dewi (warjok): “Warung Bu Dewi adalah..”-hal 52
7.   Kamar Liam: “Liam masuk ke kamarnya..”-hal 57
8.   Area kamping: “Akhirnya mereka sampai diarea kamping”-hal 79
9.   Gudang sekolah: “Lelaki itu mengajaknya berbicara digudang sekolah”-hal 138
“Liam membawanya ke gudang sekolah”-hal 317
10.Kafe dekat sekolah: “Kate sedang berada dikafe dekat sekolah..”-hal 153
“Gue dikafe dekat sekolah..”-hal 155
“..untuk makan dikafe dekat sekolah..”-hal 172
11.Rumah Angga: “..,rumah Angga adalah tempat yang paling nyaman ..”-hal 196
“Semua agen berkumpul kembali dirumah Angga”-hal 214
12.Bali: HOLIDAY! Bali, I’m coming! Sampai juga akhirnya gue, OMG Bali!”-hal 265
13.Kuta: “Mereka pun sampai di Kuta”-hal 275
14.Kamar Kate: “Andre membuka pintu kamar Kate”-hal 297
15.Kelas(Kate): “Kate membuka pintu kelasnya. Bukan karena ingin masuk kelas, melainkan dia penasaran”-hal 303
16.Kelas Liam: “Dia pun masuk kedalam kelas Liam”-hal 327
17.Kelas Andre: “Kate melangkahkan kakinya menuju kelas Andre, 12 IPS 3”-hal 331
18.Bandara: “Andre heran karena Liam melaju menuju bandara”-hal 338
19.Rumah tua: “..membawanya masuk kedalam rumah tua ini”-hal 412

Latar Suasana
1.   Terkejut: “Kate terkejut. Bagaimana bisa Liam dengan Jasmine ada di sebelahnya?..”-hal 27
2.   Nervous: “Dia sangat nervous mengirimkan pesan kepada Barra sekarang”-hal 46
3.   Marah dan kesal: “.., membuat Kate marah dan kesal”-hal 49
“..,artinya dia sedang marah besar”-hal 141
4.   Sepi: “Liam masuk ke rumahnya tanpa permisi. Sepi”-hal 57
5.   Kecewa: “Aku kecewa sama Kak Liam!”-hal 91
“Suatu hal yang membuat dada Liam sesak karena kecewa”-hal 131
“..,kemarahan, kekecewaan, emosinya terhadap Kate akan semakin meninggi”-hal 163
6.   Speechless dan flashback: “Kate speechless mendengar Barra yang memanggilnya Princess lagi. Itu membuat dirinya flashback dengan masa-masa indah bersama Barra dulu”-hal 105
“Gadis itu sontak speechless dengan apa yang Liam lakukan”-hal 112
“Intinya dia speechless, tapi..”-hal 307
7.   Kagum: “Jujur, secara pribadi gue kagum dengan kepribadiannya”-hal 157
8.   Riuh: “Suasana didalam kafe semakin riuh”-hal 159
9.   Senang: “Dalam hati terdalam, dia sangat senang setengah mati”-hal 255
10.Panik: “Liam panik melihat Kate menangis,..”-hal 287
11.Bingung: “Kate tampak kebingungan dengan..”-hal 430
5.
Sudut Pandang
5%
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketika serba tahu karena pengarang dapat menyampaikan pemikiran dan segala tingkah laku semua tokoh. Pengarang juga mengetahui semua peristiwa yang ada didalam novel, tindakan, serta motivasi yang melatarbelakanginya.
6.
Diksi & Gaya Bahasa
10%
Novel Bad Boys vs Crazy Girls ini memadukan bahan baku dan non baku dalam tiap dialognya. Terlebih lagi penulis menyuguhkan diksi-diksi yang menyentuh hati.
1.    Majas Sarkasme: “Piala bergilir. Lo murahan, tak lebih berharga dari semangkuk bakso dikantin”-hal 144
“Lo gak lebih berguna dari akun games online yang akan diberikan Arsen dan Geri buat gue”-hal 29
“Tangan gue terlalu bersih untuk nampar lo yang sudah terlalu kotor”-hal 145
“Lo itu murahan. Gak lebih berharga dari tai ayam. Lo cabe cengtri. Mau ama lelaki mana pun, haus”-hal 156
“Lo emang rendahan, gak sekelas dengan gue. Apa lo gak dididik sama keluarga lo”-hal 158
2.   Majas Sinisme: “Tapi Kate sama sekali tidak punya kelebihan”-hal 157
3.   Majas Ironi: Lo pake parfum seberapa banyak sih?”-hal 38
4.   Majas Personifikasi: “Jatuh cinta beneran rasain lo. Dia kan macan betina”-hal 50
“..Lo mau-maunya sih sama macan betina seperti Katrin”-hal 121
7.
Amanat
5%
Ada banyak amanat dan pelajaran dalam cerita Bad Boys vs Crazy Girls ini. Tidak hanya sekadar cinta atau roman picisan. Ada amanat yang bisa dipetik dalam ceritanya, tentang menghargai wanita, orangtua, pentingnya komunikasi antarkeluarga, kekompakan, persahabatan dan pentingnya untuk menghargai perasaan seseorang.

No.
Unsur Ekstrinsik
%
Jawaban Lengkap
1.
Nilai Sosial
5%
Tingkat solidaritas yang menjunjung sikap tolong menolong antar sesama teman.
2.
Nilai Moral
5%
Menghormati dan tidak menyakiti orang yang dulu terkasihi walaupun sebenci apapun dirimu padanya. Saling menyayangi antarsesama.
3.
Nilai Budaya
5%
Mematuhi atau tidak melanggar norma yang berlaku dimasyarakat.
4.
Nilai Religi
5%
Tidak menentang peraturan agama yang dianut masing-masing tokoh.

No.
Struktur Teks
%
Kutipan Kalimat dalam Teks
1.
Abstrak
5%
Seorang gadis duduk di hadapan kedua orangtuanya. Gadis itu masih tidak bisa mencerna apa yang baru saja orangtuanya katakan. Intinya, gadis itu sangat syok saat mendengar kata ‘pertunangan’ yang diucapkan ibunya. (halaman 5)
Dunia Kate terasa hancur saat itu juga. Dadanya sesak. Dia tidak bisa bernapas. Mengapa dari banyaknya lelaki di dunia ini, harus dia yang menjadi calon tunangannya? Lelaki idiot, playboy, petakilan, dan selalu mengganggu hari-hari Kate yang tenang. Bahkan, Kate sudah mengklaim bahwa lelaki itu adalah musuh abadinya. (halaman 12)
2.
Orientasi
10%
Sesuai dengan janji dan permintaannya kepada Karlie dan Betrand, Liam datang kerumah Kate saat pagi-pagi buta.
Liam mengetuk pintu rumah Kate dan menyiapkan senyuman terbaiknya sepanjang masa.
Pintu rumah pun terbuka, menampilkan Karlie yang tersenyum kepada Liam. Lelaki itu menunduk sopan lalu tersenyum.
“Mau jemput Kate, kan? Gak kepagian?” tanya Karlie. (halaman 19)
3.
Komplikasi
10%
Gita memberikan ponselnya kepada Liam.
Di dalam ponsel Gita ada beberapa rekaman. Liam memutar rekaman tersebut. Tampak Gita dan Kate yang sedang adu mulut saat mereka kamping. Keduanya memperebutkan perhatian Liam. Dengan kata lain, Kate mendekatinya saat kamping itu hanya karena tidak ingin kalah dari Gita, bukan karena berniat memperbaiki hubungannya dengan Liam.
“Gue gak masalah,” ujar Liam enteng.
Gita mengangguk. “Iya sih gak masalah, tapi Kak Liam belum liat ini.” Gadis itu menyodorkan amplop coklat kepada Liam.
Liam mengerutkan keningnya, lalu matanya membelalak saat melihat isinya. Lelaki itu langsung meninggalkan Gita. (halaman 128)
4.
Evaluasi
10%
1.    “Lo,” tunjuk Liam kearah Kate.
“Gak usah tunjuk-tunjuk gue,” Kate menepis tangan Liam yang menunjuknya.
“Murah,” ejek Liam.
“Murah? Hah? MAKSUD LO APA?!” teriak Kate tak terima dirinya disebut murah. (halaman 142)
2.    “Lo cuma manfaatin gue, kan? Gue kira lo tulus untuk memperbaiki hubungan kita saat kamping kemarin. Ternyata gue salah. Lo adalah orang terpicik yang pernah gue kenal. Jelaskan, bagian mana dari diri lo yang membuat lo pantes berjalan seiring dengan gue?” (halaman 143)
3.    “Lo,” tunjuk Liam.
“Gue apa?” balas Kate.
“Piala bergilir. Lo murahan, tak lebih berharga dari semangkuk bakso dikantin. Udah berapa lelaki yang cicipin tubuh lo, Kate?” Suara Liam kembali meninggi saat Kate membalas ejekannya. (halaman 144)
5.
Resolusi
10%
Anna berdiri di tengah-tengah teman-temannya, minus Kate dan Liam. Mereka mendiskusikan jalan keluar dari masalah yang tengah dihadapi oleh Kate dan Liam saat ini.
“Lo semua percaya sama foto yang ditunjukkin Liam kemarin?” tanya Anna.
Semua menggeleng tak percaya. Mereka mengetahui bagaimana sifat keduanya.
Anna sangat mengenal Kate. Walaupun Kate sangat cerewet, dia yakin bahwa sahabatnya tidak akan melakukan tindakan tidak terpuji seperti itu.
“Apa rencana lo, An?” tanya Arsen.
Anna diam. Dia mengangguk setelah menemukan ide cemerlang. “Kita harus mengintrogasi siapa saja yang bersangkutan dengan masalah ini.” (halaman 183)
6.
Koda
5%
Gelap. Hanya itu kata yang bisa mendeskripsikan apa yang terjadi sekarang. (halaman 421)
Tiba-tiba cahaya terang tampak di depan perempuan itu. Matanya menyipit karena silau. Beberapa saat kemudian, cahaya itu mulai meredup. Terdengar alunan melodi piano dengan nada yang sangat dia kenal. (halaman 423)
Alunan melodi berhenti. Perempuan itu bertepuk tangan secara spontan. Dia merasa bahwa penampilan solo lelaki tersebut mampu menghipnotisnya. (halaman 425)
Bola mata si perempuan terlihat berkaca-kaca saat melihat siapa yang berdiri didepannya.
“Liam,” gumamnya. (halaman 426)