Nama :
Nabilah Ifani Aflah
Kelas : XII
IPA 6
Resensi NOVEL:
BAD BOYs VS
CRAZY GIRLs
Kisah cinta
anak remaja SMA.
Cowok
pecicilan selalu mengganggu cewek cerewet,
hasilnya
mereka akan selalu bertengkar disetiap
pertemuannya.
Liam selalu
mengganggu Kate,
Kate sangat
benci kepada Liam.
Liam
mendiamkan Kate,
Kate meridukan
Liam.
Liam selalu
mengutarakan perasaannya,
Kate selalu
menolaknya mentah-mentah.
Ketika dunia
keduanya berputar karena mulai melibatkan perasaan, saat semuanya berubah
ketika orang baru didalam hidupnya bermunculan. Tak hanya itu, orang tua,
sahabat, teman, mantan, gebetan, semua orang itu juga ikut andil untuk mengubah
arti dibalik makna “CINTA” yang sesungguhnya.
Data
Buku
·
Judul buku : Bad Boys vs Crazy Girls
·
Pengarang : Asriaci
·
Penerbit : BEST MEDIA
·
Tahun terbit : November 2016
·
Dimensi buku : a.
halaman : 464 halaman
b. ukuran : 140 mm x 205 mm
c. tebal : 3 cm
·
Harga buku : Rp71.200,00
·
Bahasa :
Indonesia (tidak baku)
No.
|
Unsur Intrinsik
|
%
|
Jawaban Lengkap
|
1.
|
Tema
|
5%
|
Percintaan anak SMA
|
2.
|
Tokoh & Perwatakan
|
10%
|
1. Katrina Azzela : “Katrina
Azzela..”-hal7
“..Kate
orang yang ceroboh..”-hal 30
“..lo
yang galak tapi cerewet..” -hal 31
“Kate
memang tidak pandai menyembunyikan
perasaannya. Dia sangat ekspresif”-hal
65
“Lo
cemburu karena tadi gue gangguin
Alexa..”-hal 59
2. Liam Fernandez : “Lelaki idiot, playboy, petakilan..”–hal 12
“..cowok-cowok
brengsek kayak lo”-hal 35
“Liam..,resek amat itu cowok..”-hal 44
3. Karlie (mama Kate) : “Kate, Cuma
tunangan, Sayang. Mama...”, bujuk Karlie, ibunya.-hal 5
4. Betrand (papa Kate) : ”Betrand
mengangguk, lalu menatap anak semata wayangnya itu”-hal 6
5. Cammila (mama Liam) : ”Cammila
menatap anaknya..”-hal 11
6. Jason (papa Liam) : ”Kate, beri
salam sama Tante Cammila dan Om Jason”-hal 11
7. Melyca Franda Fernandez : “.., nama
panjang Lyca itu Melyca Franda Fernandez.Teman-temannya memanggilnya Meli
karena menurut dia lebih gampang, dibanding dipanggil Lyca”-hal 294
8. Andre : “Andre adalah sepupu sekaligus sahabat
Kate”-hal 116
9. Anna : “Anna menatap bingung
kearahnya”-hal 25
10.Jane : “Kate, Anna, dan Jane bersahabat
sejak SMP..”-hal 26
11.Alexa : “..Alexa hanya murid baru yang
diajak bergabung..”-hal 26
“..tergolong
polos dan pendiam”-hal 51
12.Arsen : “..dari akun games online yang akan diberikan Arsen dan Geri buat gue”-hal 29
13.Geri : “Arsen dan
Geri mengacungkan dua tangan jempol..”-hal 28
14.Angga : “Angga itu setia, makanya..”-hal 26
15.Dylan : “Dia
bernama Dylan”-hal 51
16.Jamine : “Kate tahu
Liam sudah berpacaran dengan Jasmine selama seminggu..”-hal 23
17.Barra : “Gue putus
sama Barra mulai hari ini”-hal 26
18.Boy Vanello : “Kate tahu
bahwa lelaki disampingnya ini adalah Boy Vanello, ketua futsal disekolahnya”-hal 78
19.Gita : “Lo kangen,
kan, sama Liam? Gue denger nih ya, kalo Liam pacaran sama Gita, anak X-8”-hal
65
20.Mentari : “Dia cewek yang pintar, anggun, dan cantik”-hal
150
21.Michael Fletcher : “Kate dan
Michael hidup bertetangga. Michael selalu
menjaga Kate dengan baik”-hal
299
|
3.
|
Alur
|
5%
|
Alur yang
digunakan adalah alur maju.
·
Awal
perselisihan : Gadis
itu menyodorkan amplop coklat kepada Liam. Liam mengerutkan keningnya, lalu
matanya membelalak saat melihat isinya.-hal 128
·
Menuju
konflik : “Gue
rasa gak perlu, karena gue gak pengen tunangan sama lo”-hal 131
“Mana mungkin gue mau hidup bersama
piala bergilir seperti Kate”-hal 133
·
Konflik : “Piala
bergilir. Lo murahan, tak lebih berharga dari semangkuk bakso dikantin. Udah
berapa lelaki yang cicipin tubuh lo, Kate?”-hal 144
·
Penyelesaian
konflik : “Maafin
gue, Kate, maaf..maaf”-hal 242
“Gue
harus lakuin apa? Jangan pernah bilang lo ga tau. Please, Kate, bilang bagaimana cara menebus semua kesalahan yang
udah gue lakuin sama lo”-hal 243
|
4.
|
Latar / Setting
|
10%
|
Latar Tempat
1. Didepan rumah yang cukup megah: “..berada didepan
rumah yang cukup megah”-hal 9
2. Belakang rumah Liam: “Mereka
menuju belakang rumah Liam”-hal 14
3. Rumah Kate: “.,Liam datang kerumah Kate
saat..”-hal 19
“Tempatnya
dirumah Kate”-hal 72
4. Apartemen Jasmine: “..di lantai
apartemen Jasmine”-hal 23
5. Kantin (sekolah): “Keduanya
menuju kantin”-hal 26
“Dia
melangkahkan kaki menuju kantin sekolah”-hal 168
6. Warung Bu Dewi (warjok): “Warung Bu
Dewi adalah..”-hal 52
7. Kamar Liam: “Liam masuk ke
kamarnya..”-hal 57
8. Area kamping: “Akhirnya mereka sampai
diarea kamping”-hal 79
9. Gudang sekolah: “Lelaki itu
mengajaknya berbicara digudang sekolah”-hal 138
“Liam
membawanya ke gudang sekolah”-hal 317
10.Kafe dekat sekolah: “Kate sedang
berada dikafe dekat sekolah..”-hal 153
“Gue
dikafe dekat sekolah..”-hal 155
“..untuk
makan dikafe dekat sekolah..”-hal 172
11.Rumah Angga: “..,rumah Angga adalah tempat
yang paling nyaman ..”-hal 196
“Semua
agen berkumpul kembali dirumah Angga”-hal 214
12.Bali: “HOLIDAY!
Bali, I’m coming! Sampai juga
akhirnya gue, OMG Bali!”-hal 265
13.Kuta: “Mereka pun sampai di Kuta”-hal 275
14.Kamar Kate: “Andre membuka pintu kamar
Kate”-hal 297
15.Kelas(Kate): “Kate membuka pintu kelasnya.
Bukan karena ingin masuk kelas, melainkan dia penasaran”-hal 303
16.Kelas Liam: “Dia pun
masuk kedalam kelas Liam”-hal 327
17.Kelas Andre:
“Kate
melangkahkan kakinya menuju kelas Andre, 12 IPS 3”-hal 331
18.Bandara: “Andre heran
karena Liam melaju menuju bandara”-hal 338
19.Rumah tua: “..membawanya
masuk kedalam rumah tua ini”-hal 412
Latar
Suasana
1. Terkejut: “Kate terkejut. Bagaimana bisa
Liam dengan Jasmine ada di sebelahnya?..”-hal 27
2. Nervous: “Dia sangat nervous mengirimkan pesan kepada Barra sekarang”-hal 46
3. Marah dan kesal: “.., membuat
Kate marah dan kesal”-hal 49
“..,artinya dia sedang marah
besar”-hal 141
4. Sepi: “Liam masuk ke rumahnya tanpa
permisi. Sepi”-hal 57
5. Kecewa: “Aku kecewa sama Kak Liam!”-hal 91
“Suatu hal yang membuat dada Liam
sesak karena kecewa”-hal 131
“..,kemarahan, kekecewaan, emosinya
terhadap Kate akan semakin meninggi”-hal 163
6. Speechless dan flashback:
“Kate
speechless mendengar Barra yang
memanggilnya Princess lagi. Itu
membuat dirinya flashback dengan
masa-masa indah bersama Barra dulu”-hal 105
“Gadis itu sontak speechless dengan apa yang Liam
lakukan”-hal 112
“Intinya dia speechless, tapi..”-hal 307
7. Kagum: “Jujur, secara pribadi gue kagum
dengan kepribadiannya”-hal 157
8. Riuh: “Suasana didalam kafe semakin
riuh”-hal 159
9. Senang: “Dalam hati terdalam, dia sangat
senang setengah mati”-hal 255
10.Panik: “Liam panik
melihat Kate menangis,..”-hal 287
11.Bingung: “Kate tampak
kebingungan dengan..”-hal 430
|
5.
|
Sudut Pandang
|
5%
|
Sudut
pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketika serba tahu karena
pengarang dapat menyampaikan pemikiran dan segala tingkah laku semua tokoh.
Pengarang juga mengetahui semua peristiwa yang ada didalam novel, tindakan,
serta motivasi yang melatarbelakanginya.
|
6.
|
Diksi & Gaya Bahasa
|
10%
|
Novel Bad
Boys vs Crazy Girls ini memadukan bahan baku dan non baku dalam tiap
dialognya. Terlebih lagi penulis menyuguhkan diksi-diksi yang menyentuh hati.
1. Majas Sarkasme: “Piala
bergilir. Lo murahan, tak lebih berharga dari semangkuk bakso dikantin”-hal
144
“Lo
gak lebih berguna dari akun games
online yang akan diberikan Arsen dan Geri buat gue”-hal 29
“Tangan
gue terlalu bersih untuk nampar lo yang sudah terlalu kotor”-hal 145
“Lo
itu murahan. Gak lebih berharga dari tai ayam. Lo cabe cengtri. Mau ama
lelaki mana pun, haus”-hal 156
“Lo
emang rendahan, gak sekelas dengan gue. Apa lo gak dididik sama keluarga
lo”-hal 158
2. Majas Sinisme: “Tapi Kate
sama sekali tidak punya kelebihan”-hal 157
3. Majas Ironi: “Lo pake parfum seberapa banyak sih?”-hal 38
4. Majas Personifikasi: “Jatuh cinta
beneran rasain lo. Dia kan macan betina”-hal 50
“..Lo
mau-maunya sih sama macan betina seperti Katrin”-hal 121
|
7.
|
Amanat
|
5%
|
Ada
banyak amanat dan pelajaran dalam cerita Bad Boys vs Crazy Girls ini. Tidak
hanya sekadar cinta atau roman picisan. Ada amanat yang bisa dipetik dalam
ceritanya, tentang menghargai wanita, orangtua, pentingnya komunikasi
antarkeluarga, kekompakan, persahabatan dan pentingnya untuk menghargai
perasaan seseorang.
|
No.
|
Unsur Ekstrinsik
|
%
|
Jawaban Lengkap
|
1.
|
Nilai Sosial
|
5%
|
Tingkat
solidaritas yang menjunjung sikap tolong menolong antar sesama teman.
|
2.
|
Nilai Moral
|
5%
|
Menghormati
dan tidak menyakiti orang yang dulu terkasihi walaupun sebenci apapun dirimu
padanya. Saling menyayangi antarsesama.
|
3.
|
Nilai Budaya
|
5%
|
Mematuhi
atau tidak melanggar norma yang berlaku dimasyarakat.
|
4.
|
Nilai Religi
|
5%
|
Tidak
menentang peraturan agama yang dianut masing-masing tokoh.
|
No.
|
Struktur Teks
|
%
|
Kutipan Kalimat dalam Teks
|
1.
|
Abstrak
|
5%
|
Seorang
gadis duduk di hadapan kedua orangtuanya. Gadis itu masih tidak bisa mencerna
apa yang baru saja orangtuanya katakan. Intinya, gadis itu sangat syok saat
mendengar kata ‘pertunangan’ yang
diucapkan ibunya. (halaman 5)
Dunia
Kate terasa hancur saat itu juga. Dadanya sesak. Dia tidak bisa bernapas.
Mengapa dari banyaknya lelaki di dunia ini, harus dia yang menjadi calon tunangannya? Lelaki idiot, playboy, petakilan, dan selalu
mengganggu hari-hari Kate yang tenang. Bahkan, Kate sudah mengklaim bahwa lelaki
itu adalah musuh abadinya. (halaman 12)
|
2.
|
Orientasi
|
10%
|
Sesuai
dengan janji dan permintaannya kepada Karlie dan Betrand, Liam datang kerumah
Kate saat pagi-pagi buta.
Liam
mengetuk pintu rumah Kate dan menyiapkan senyuman terbaiknya sepanjang masa.
Pintu
rumah pun terbuka, menampilkan Karlie yang tersenyum kepada Liam. Lelaki itu
menunduk sopan lalu tersenyum.
“Mau
jemput Kate, kan? Gak kepagian?” tanya Karlie. (halaman 19)
|
3.
|
Komplikasi
|
10%
|
Gita
memberikan ponselnya kepada Liam.
Di
dalam ponsel Gita ada beberapa rekaman. Liam memutar rekaman tersebut. Tampak
Gita dan Kate yang sedang adu mulut saat mereka kamping. Keduanya
memperebutkan perhatian Liam. Dengan kata lain, Kate mendekatinya saat
kamping itu hanya karena tidak ingin kalah dari Gita, bukan karena berniat
memperbaiki hubungannya dengan Liam.
“Gue
gak masalah,” ujar Liam enteng.
Gita
mengangguk. “Iya sih gak masalah, tapi Kak Liam belum liat ini.” Gadis itu
menyodorkan amplop coklat kepada Liam.
Liam
mengerutkan keningnya, lalu matanya membelalak saat melihat isinya. Lelaki
itu langsung meninggalkan Gita. (halaman 128)
|
4.
|
Evaluasi
|
10%
|
1. “Lo,” tunjuk
Liam kearah Kate.
“Gak usah tunjuk-tunjuk gue,” Kate
menepis tangan Liam yang menunjuknya.
“Murah,” ejek Liam.
“Murah? Hah? MAKSUD LO APA?!” teriak
Kate tak terima dirinya disebut murah.
(halaman 142)
2. “Lo cuma
manfaatin gue, kan? Gue kira lo tulus untuk memperbaiki hubungan kita saat
kamping kemarin. Ternyata gue salah. Lo adalah orang terpicik yang pernah gue
kenal. Jelaskan, bagian mana dari diri lo yang membuat lo pantes berjalan
seiring dengan gue?” (halaman 143)
3. “Lo,” tunjuk
Liam.
“Gue apa?” balas Kate.
“Piala bergilir. Lo murahan, tak
lebih berharga dari semangkuk bakso dikantin. Udah berapa lelaki yang cicipin
tubuh lo, Kate?” Suara Liam kembali meninggi saat Kate membalas ejekannya.
(halaman 144)
|
5.
|
Resolusi
|
10%
|
Anna
berdiri di tengah-tengah teman-temannya, minus Kate dan Liam. Mereka
mendiskusikan jalan keluar dari masalah yang tengah dihadapi oleh Kate dan
Liam saat ini.
“Lo
semua percaya sama foto yang ditunjukkin Liam kemarin?” tanya Anna.
Semua
menggeleng tak percaya. Mereka mengetahui bagaimana sifat keduanya.
Anna
sangat mengenal Kate. Walaupun Kate sangat cerewet, dia yakin bahwa
sahabatnya tidak akan melakukan tindakan tidak terpuji seperti itu.
“Apa
rencana lo, An?” tanya Arsen.
Anna
diam. Dia mengangguk setelah menemukan ide cemerlang. “Kita harus
mengintrogasi siapa saja yang bersangkutan dengan masalah ini.” (halaman 183)
|
6.
|
Koda
|
5%
|
Gelap.
Hanya itu kata yang bisa mendeskripsikan apa yang terjadi sekarang. (halaman
421)
Tiba-tiba
cahaya terang tampak di depan perempuan itu. Matanya menyipit karena silau.
Beberapa saat kemudian, cahaya itu mulai meredup. Terdengar alunan melodi
piano dengan nada yang sangat dia kenal. (halaman 423)
Alunan
melodi berhenti. Perempuan itu bertepuk tangan secara spontan. Dia merasa
bahwa penampilan solo lelaki tersebut mampu menghipnotisnya. (halaman 425)
Bola
mata si perempuan terlihat berkaca-kaca saat melihat siapa yang berdiri
didepannya.
“Liam,”
gumamnya. (halaman 426)
|